Thursday, November 20, 2014

FUNGSI INT PADA EXCEL

Pembulatan dengan Fungsi INT

Fungsi INT digunakan untuk membulatkan bilangan desimal ke bilangan integer (bilangan bulat).
Sinyaks:
=INT(bilangan desimal)
Misalnya:
Fungsi INI Hasil
=INT(8.002) 8
=INT(10.28) 10
=INT(0.75) 0
=INT(5.8) 5
Dengan kesederhanaannya, kita akan melihat pada contoh-contoh berikut ini bahwa Fungsi INT ternyata cukup berdaya guna untuk diaplikasikan pada berbagai aspek.
Contoh 1:
Pada contoh berikut, penambahan Fungsi IF ke Fungsi INT digunakan untuk mengetahui apakah suatu bilangan habis dibagi dengan 3 atau tidak.
Cell A2: 12
cell A3: =IF(INT(A2/3)/3 = A2/3,"Habis dibagi 3", "Tidak habis dibagi 3")
Pda contoh di atas, cell A5 akan menampilkan "Habis dibagi 3". Bagaimana hasilnya jika nilai cell A2 diubah menjadi 14 ?. Anda dapat mencobanya langsung pada Microsoft Excel atau melakukan simulasi berikut ini.
Masukkan Bilangan
12 habis dibagi 3
Contoh 2:
Pada contoh ini kita akan membuat klasifikasi diameter dari hasil pengukuran diameter pohon. Yaitu kelas diameter seperti 0-10 cm, 10-20 cm, 20-30 cm, dan seterusnya. Hal yang terutama diperhatikan pada klasifikasi semacam ini adalah.
  • Batas terbawah dari kelas. Pada pemaparan kelas di atas, misalnya, batas terbawah adalah 0.
  • Selang kelas.  Pada pemaparan kelas di atas, selang kelasnya adalah 10.
Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan terhadap batas bawah dan batas atas setiap kelas menggunakan formula berikut ini.
  • Formula untuk menentukan batas bawah setiap kelas:
    (Batas_Terbawah) + INT((Nilai - Batas_Terbawah)/Selang_Kelas) * Selang_Kelas
    ; 'Nilai' adalah ukuran diameter pohon.
  • Formula untuk menentukan batas atas setiap kelas:
    (Batas_Terbawah) + INT((Nilai - Batas_Terbawah)/Selang_Kelas) * Selang_Kelas + Selang_Kelas
    ; 'Nilai' adalah ukuran diameter pohon.
Tabel berikut ini menampilkan klasifikasi diameter pohon dengan batas terbawah kelas adalah 5 cm dan dengan selang kelas adalah 10 cm, yaitu 5-15, 15-25, 25-35, dan seterusnya,
  • Formula pada cell C5 untuk menentukan batas bawah dari kelas dimana nilai diameter berada:
    =5+INT((B5-5)/10)*10
  • Formula pada cell D5 untuk menentukan batas atas dari kelas dimana nilai diameter berada:
    =5+INT((B5-5)/10)*10+10
  • Tanda & pada formula di cell E5 digunakan untuk melakukan konkatenasi, yaitu penggabungan nilai pada kolom batas bawah dengan nilai pada kolom batas atas.:
    =C5&"-"&D5
  • Slanjutnya blok cell C5 hingga cell E5 lalu tekan CTRL+C untuk melakukan copy formula pada cell-cell tersebut.
  • Blok cell C4 hingga cell C16 lalu tekan CTRL+V untuk 'paste' formula ke cell-cell di baris berikutnya.
Catatan:Sebenarnya kita tidak memerlukan kolom 'batas bawah' dan kolom 'batas atas' jika kita langsung melakukan konkatenasi pada cell E5, seperti berikut ini:
cell E5:  =5+INT((B5-5)/10)*10&"-"&5+INT((B5-5)/10)*10+10.
Penentuan kelas melalui pemanfaatan fungsi INT ini merupakan alternatif yang lebih baik dibanding dengan penerapan Fungsi IF Berantai, terutama jika dihadapkan pada pembagian kelas yang terlalu banyak.
Contoh 3:
Seperti kita ketahui, Selang waktu sering dinyatakan dalam salah satu dari dua cara.
  • Cara pertama dengan menyatakan selang waktu dalam format desimal, misalnya: 10.47 jam
  • Cara kedua dengan menyatakan selang waktu dalam format hh:mm:ss, misalnya: 10:28:12 (10 jam, 28 menit dan 12 detik).
Masalahnya, jika untuk suatu keperluan tertentu, kita perlu mengubah pernyataan selang waktu dalam format desimal kedalam format mm:hh:ss. Dengan kata lain, bagaimana kita bisa menyimpulkan bahwa 10.47 jam = 10:28:12. Sebagai tambahan, yang dimaksud dengan 'h' pada hh:mm:ss adalah 'hour' (jam), 'm' adalah 'minute' (menit) dan 's' adalah 'second' (detik). Kelhatannya cukup sederhana, tetapi pembahasannya agak sedikit rumit.
Untuk memecahkan masalah tersebut, kita perlu memahami hal-hal berikut ini.
  1. Angka desimal suatu bilangan adalah bilangan tersebut dikurangi dengan nilai bulat (integer) dari bilangan tersebut. Misalnya 10.47-INT(10.47) = 0.47. .
  2. Angka Jam pada format hh:mm:ss diperoleh dengan mengambil angka bulat (integer) dari format desimalnya, yaitu =INT(10.47) = 10.
  3. Angka menit pada format hh:mm:ss diperoleh dengan mengambil nilai desimal dari format desimal, mengalikannya dengan 60, lalu mengambil angka bulat dari hasilnya, yaitu INT((10,47 - INT(10.47)*60). INT(28.2) = 28.
  4. Jika kita mengambil angka desimal dari hasil pengolahan pada point 3 di atas dan mengalikannya dengan 60 maka kita akan mendapatkan angka detik untuk format hh:mm:ss, yaitu ((10,47 - INT(10.47)*60) - INT((10,47 - INT(10.47)*60))*60 = (28.2 - INT(28.2))*60 = 0.2*60 = 12.
  5. Jadi 10.47 jam = 10:28:12, yaitu 10 jam, 28 menit dan 12 detik
Prinsip di atas digunakan untuk mengkonversi waktu dalam format desimal menjadi format hh:mm:ss pada gambar di bawah ini.
Catatan: Proses sebaliknya, koversi dari format hh:mm:ss ke format desimal dapat dilakukan seperti contoh berikut ini:
10:28:12 = 10 + 28/60 + 12/3600 = 10.47 jam.